JURNAL KARAJURNAL KARAT # 122, 25 Mei 2012, BERKARAT DI BANDUNG BERISIK MMXXII MAXIMUM AGGRESSION & KARAT UNTUK “KONSER TANPA NAMA” ARIEL – UKI – LUKMAN – REZA – DAVIDT # 121, 18 Mei 2012, BANDUNG BERISIK VI 2012 MAXIMUM AGGRESSION HELLYEAH!

Posted: August 14, 2012 in Uncategorized
Tags:

 

Oleh Jon 666

19 Mei, Sabtu, Karat di Bandung Berisik MMXXII

Jam setengah satu dini hari. Usai brifing, saya segera menemui Eben dan Okid karena kita janjian akan kemping malam ini. Sempat makam mi dulu di kedai Widya sambil kongkow dengan Eben, Themfuck, Gebeg, Kuya, dan beberapa kawan lainnya sebelum akhirnya saya menuju lapangan bola belakang jajaran booth distro di Bandung Berisik. Di sana tampak tiga buah tenda sudah berdiri—semenjak siang—didirikan oleh kru distro yang buka booth. Eben tampak sibuk membereskan barang-barang bersama kru Chronic Rock. Mereka juga akan memindahkan tenda karena basah diguyur dan digenang rembesan air hujan tadi sore. Setelah satu dua gelas kopi, Themfuck, Gebeg, Kimo, dan Bobby datang bergabung. Tak seberapa lama Zia juga datang menyusul dan menjadi satu-satunya perempuan yang bergabung bersama kami di camp ground.

Malam yang hangat. Tak sedikit pun dingin yang diceritakan Yayat malam sebelumnya tersisa malam ini. Langit terlihat sangat luas dan bintang mengintip malu-malu di langit yang gelap. Kami berkumpul di sekitar tenda, merokok, ngopi, bertukar kabar-kabar dan cerita. Saya share info ke Eben tentang beberapa rencana Karat manggung bersama Peterpan, tur Jawa Barat, dan beberapa rencana kolaborasi yang tengah disiapkan. Eben juga bercerita mengenai Dom Lawson, segala impresi yang diceritakan Dom Lawson tentang Bandung Berisik, Kota Bandung, Indonesia, serta rencana kerja sama Metal Hammer dengan ranah musik metal Bandung menyangkut perilisan CD Venomous Burgerkill dan kompilasi Indonesian Metal. Jam dua malam Kelly terbangun dan berpamitan pulang bersama kawannya. Saya juga memutuskan untuk mendirikan tenda saya yang rencananya ditempati oleh Zia. Saya sendiri akan tidur di tenda Eben bersama Gebeg dan Bobby. Tak lama, Okid menyusul mendirikan tenda untuknya.

Perbincangan terus mengalir mengarah pada visi Ujungberung Rebels hari ini. Komunitas ini sudah berkembang semakin pesat dan kedatangan Dow Lawson dari metal Hammer semakin memperkuat keyakinan bahwa kini saatnya ranah musik ini belajar mempersiapkan diri untuk bertempur di ranah yang lebih luas : industri. Harus diakui, merasakan begitu hebat semangat Bandung Berisik dan pengkultusan ranah musik terhadap acara ini adalah legenda tersendiri di kancah bisnis pergelaran musik. Band-band seperti Burgerkill dan Karinding Attack kini sudah semakin jauh menerobos batas-batas komunitas, memiliki dampak yang luas bagi masyarakat, sehingga harus sudah memikirkan ranah pergaulan, plus perjuangan, lain yang lebih luas. Perbincangan terus bergulir ke masa-masa yang telah lewat. Malam ini kami nostalgiaan mengisahkan kembali kisah-kisah lama mengenai kawan-kawan seperjuangan.

Tak terasa waktu menunjukkan sudah pukul empat subuh. Kami akhirnya memutuskan untuk beristirahat, bersiap untuk pagi hari nanti. Eben berkata ia sangat senang bisa kemping malam ini bersama, saya, dan yang lainnya. Salah satu cita-citanya adalah kemping di sebuah pergelaran musik, dan akhirnya tercapai di Bandung Berisik VI. Semoga kebersamaan ini akan terus terjalin seiring dengan semangat dan hasrat-hasrat lain yang terus berkembang hari demi hari.

Karat sendiri tampil kurang maksimal di Bandung Berisik VI karena kendala teknis yang selalu membayangi penampilannya. Secara teknis permainan, Karat sendiri sudah bermian dengan sangat baik. Ini tentu menjadi pekerjaan rumah semua orang bagaimana menggarap band yang bermain alat musik bambu di panggung besar.

21 Mei, Senin,

Sesi latihan pertama Karat untuk konser Suara Lainnya di lagu “Sahabat” dan “Di Belakangku”. Semua sudah lancar di sesi ini. Rencananya Rabu 23 Mei, dan Jumat 25 Mei Karat kembali berlatih sebelum akhirnya latihan bersama Peterpan di Jakarta.

 

10 Playlist Jon 666 : Tarawangsa, The Beatles, Eddie Vedder, Peterpan, John Lennon, The Cranberries, Nirvana, Iwan Fals, Phil Collins, Sting

Books : Al Qur’an al Karim, Kisah-Kisah Tengah Malam Edgar Allan Poe, Jurnal Karat

Movies : Public Enemies

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Leave a comment